Ayahku (bukan) Pembohong

Judul     : Ayahku (bukan) Pembohong
Penulis  : Tere-Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011
Tebal    : 304 halaman
Terbit    : 7 April 2011












Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang dibesarkan oleh cerita-cerita petualangan Sang Ayah. Anak yang bernama Dam itu senang dengan cerita Sang Ayah. Dan juga percaya bahwa cerita-cerita Ayahnya adalah kenyataan.

Ketika umur Dam bertambah, pikirannya lebih banyak menggunakan logika. Dam akhirnya menganggap bahwa cerita-cerita Ayahnya hanyalah sebuah dongeng yang digunakan untuk mendidiknya, itu saja tidak lebih.

Dam membenci cerita-cerita Ayahnya. Ayah yang dihormati siapa saja. Ayah yang selalu jujur. Tapi Dam benci kenapa Ayahnya tidak jujur kepadanya tentang cerita-cerita itu, jika cerita itu hanyalah sebuah dongeng. Tiap Dam menanyakan pada Ayahnya, Dam hanya mendapatkan jawaban bahwa itu nyata.

Ketika Dam sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Ayah tinggal serumah dengan Dam meski dengan perjuangan Taani(istri Dam) membujuk Ayah untuk meninggalkan rumah lama yang memiliki banyak kenangan.

Setiap malam Ayah bercerita pada cucu-cucunya. Dam semakin membencinya. Tapi Taani membujuknya untuk membiarkannya. Hingga suatu malam, ketika Dam sudah tidak sabar lagi, setelah anak-anaknya membolos sekolah beberapa hari untuk keperpustakaan--mencari cerita-cerita Ayah nyata atau tidak.

Suatu malam, Dam membicarakan semuanya. Semua ketidaksukaannya terhadap Ayah yang menceritakan dongeng-dongeng itu. Dam pun mengancam jika Ayah tidak menghentikan dongeng-dongeng itu, maka Ayah harus pergi dari rumahnya. Ayah pun memutuskan untuk pergi dari rumah.

Keesokan harinya, Taani menerima telepon yang mengabarkan bahwa Ayah ditemukan pingsan di pemakaman kota. Keluarga Dam segera bergegas ke rumah sakit. Dam menunggu Ayah berhari-hari. Hingga Ayah sadar, Ayah segera menceritakan tentang Ibu. Tentang Ibu yang dulu artis, tentang Ibu yang dulu kaya raya namun Ibu memilih untuk hidup sederhana

Pemakaman kota ramai. Mungkin itu menjadi pemakaman teramai. Tidak disangka kehadiran seseorang membuat Dam tahu bahwa Ayah bukan pembohong.
----
Novel ini mengajarkan tentang hidup bahagia yang sederhana.

0 komentar

Posting Komentar